Analisis
Positioning iklan Oreo
Banyak
sekali iklan yang ditayangkan di Televisi, mulai dari pagi, siang, sore, malam,
hingga pagi lagi. Iklan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mempromosikan
produk, terlebih jika suatu produk secara gencar menayangkan iklan produknya.
Hal ini mempengaruhi konsumen yang awanya tidak tertarik, menjadi penasaran dan
mulai tertarik dengan iklan yang ditayangkan.
Di dalam tayangan iklan suatu produk, akan terlihat bagaimana ia
memposisikan dirinya dalam benak masyarakat luas.
Pada
kesempatan kali ini, kita akan menganalisa bagaimana Oreo memposisikan dirinya
di benak konsumen lewat tayangan iklannya di televise
Mungkin
kita sudah tidak asing lagi dengan produk yang satu ini. Oreo merupakan produk
biscuit yang mendunia, yang dikenal berbagai usia mulai dari anak-anak, remaja,
dan orang tua. Mendengar kata Oreo, pasti yang tergambar dibenak kita adalah
biscuit coklat dengan krim putih yang dimakan dengan cara “diputar, dijilat,
dicelupin” ke dalam segelas susu putih yang merupakan “cara asik makan oreo”.
Di
usianya yang lebih dari satu abad ini, Oreo sudah sangat berhasil memposisikan
dirinya dibenak konsumen. Memang diperlukan waktu yang lama untuk membangun
citra produk di masyarakat. Oleh karena itu, Oreo saat ini bukan lagi sebagai
perusahaan yang memperkenalkan produknya, tetapi lebih mempertahankan citra
produk yang telah melekat erat di dalamnya.
Iklan-iklan
Oreo biasanya di buat dengan cara deskriptif, yaitu menceritakan tentang
sesuatu hal yang erat dengan kebersamaan anak-anak dan teman-temannya dan
anak-anak dengan keluarganya. Hal ini sesuai dengan sasaran produk tersebut
yang menjadikan anak-anak dan keluara sebagai target mereka.
Berikut
ini adalah beberapa iklan Oreo yang ditayangkan di Televisi.
Pada iklan ini diceritakan tentang anak-anak yang dalam masa
tumbuh kembang yang sedang bermain basket, kemudian seorang anak perempuan yang
membawa Oreo dan mengajak mereka memakannya sambil memegang segelas susu putih. Kemudian
mereka mengambil biscuit Oreo dan menggunakan “cara asik makan Oreo” yaitu
dengan diputar, dijilat, dicelupin. Ketika mereka mencoba mencelupkan
Oreo kedalam segelas susu yang dipegang anak perempuan, di bagian inilah Oreo
terlihan menekankan bahwa produk mereka adalah produk yang menyatukan
kebersamaan pertemanan anak-anak.
Pada iklan kedua ini, diceritakan empat orang anak perempuan yang sedang bermain bersama. Mereka sedang bermain tebak-tebakan. Satu orang anak perempuan memperagakan beberapa hal, kemudian ia mencoba memperagakan Oreo dengan cara bersikap seolah olah ia sedang memutar, menjilat, dan mencelupkan sesuatu. Dengan spontan ketiga temannya menjawab “Oreo”. Hal ini sudah sangat jelas bahwa Oreo sudah sangat baik menepatkan dirinya di benak konsumen.
Pada iklan kedua ini, diceritakan empat orang anak perempuan yang sedang bermain bersama. Mereka sedang bermain tebak-tebakan. Satu orang anak perempuan memperagakan beberapa hal, kemudian ia mencoba memperagakan Oreo dengan cara bersikap seolah olah ia sedang memutar, menjilat, dan mencelupkan sesuatu. Dengan spontan ketiga temannya menjawab “Oreo”. Hal ini sudah sangat jelas bahwa Oreo sudah sangat baik menepatkan dirinya di benak konsumen.
Tidak berhenti disitu, anak perempuan ini kemudian
memperagakan seolah-olah ia sedang kedinginan, namun ketiga temannya ini
bingung dan tidak bisa menjawab. Sang pemeragapun memberitahu bahwa Oreo
mempunya varian baru, yaitu Oreo Ice Cream dengan cara membuka kain diatas meja
yang menutupi sebugkus oreo.
Setelah itu, mereka secara bersama-sama memakan oreo dengan
menggunakan cara asik makan oreo.
3
Pada iklan yang ketiga ini, diceritakan seorang anak kecil
yang sedang bermain dengan boneka beruang besarnya di ruang tamu. Ia bercerita
kepada boneka tersebut bahwa
teman-temannya suka Oreo, namun
ketika ia berkata “suka Oreo” ia berpaling ke ayahnya yang sedang menelfon di
meja kerjanya. Kemudian ayahnya mendengar dan pindah ke belakang boneka buruang
seolah-olah bonekanya hidup dan memakan Oreo dengan cara asik makan Oreo, yaitu
dengan diputar, dijilat, dicelupin.
Dari cerita deskriptif tersebut, Oreo lagi-lagi menggambarkan
sebuah kebersamaan. Kali ini kebersamaan dengan keluarga, yaitu dengan ayahnya.
4
Pada iklan keempat ini dapat dikatakan iklan Oreo yang paling
“nge-hits”. Hal ini dikarenakan sosok pemeran utama dalam iklan ini sangat lucu
dan polos serta cantik, sehingga banyak orang yang meniru-niru suara dan kata
kata Afika. Pada iklan ini diceritakan tentang seorang anak yang sedang
belajar, bernama Afika. Kemudian datang seorang temannya yang berpakaian
layaknya musim salju, dengan menggunakan jaket tebal, syal, dan topi kupluk, ia
berkata, “Afika, ada yang baru nih”. Sontak Afika menjawab, “apa”. Kemudian
temannya memakaikan ia pakaian yang sama sepertinya dan berkata “nanti dingin
loh”. Kata kata ini menggambarkan dan mensugestikan Oreo Ice Cream yang di
iklankan. Kemudian barulah mereka berdua menikmati Oreo Ice Cream dengan “cara
asik makan Oreo” yaitu dengan diputar, dijilat, dicelupin ke dalam segelas susu
putih.
Dalam iklan oreo ini digambarkan kebersamaan Afika dan
temannya dalam menikmati Oreo, sehingga menimbulkan keakraban ketika
mengkonsumsinya.
Pada iklan kelima ini, Oreo terlihat mengamati perkembangan zaman. Perkembangan teknologi membuat orang tua cenderung sibuk dengan smartphonenya. Iklan ini bercerita tentang seorang anak yang bertanya kepada ayahnya, “ayah pilih handphone atau Oreo?”, dan ayahnya memilih handphone. Kemudian sang anak mulai mengaplikasikan cara asik makan oreo. Pertama sang anak bertanya, apakah handphone dapat diputar, dab ternyata handphone tersebut dapat diputar. Kedua anak tersebut menjilat Oreo, dan bertanya apakah handphone dapat dijilat. Dengan sangat terpaksa, sang ayah menjilat handphonenya. Ketiga sang anak mencelupkan Oreo ke dalam segelas susu putih dan bertanya kepada ayahnya lagi, apakah handphone bisa seperti itu juga. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini handphone tidak bisa mengikuti cara asik makan Oreo yang dilakukan sang anak. Setelah itu, mencairlah keakraban antara ayah dan anak yang sebelumnya tidak tampak. Hal ini mencerminkan bahwa Oreo adalah produk yang di tujukan untuk anak-anak dan keluarga.
Pada iklan kelima ini, Oreo terlihat mengamati perkembangan zaman. Perkembangan teknologi membuat orang tua cenderung sibuk dengan smartphonenya. Iklan ini bercerita tentang seorang anak yang bertanya kepada ayahnya, “ayah pilih handphone atau Oreo?”, dan ayahnya memilih handphone. Kemudian sang anak mulai mengaplikasikan cara asik makan oreo. Pertama sang anak bertanya, apakah handphone dapat diputar, dab ternyata handphone tersebut dapat diputar. Kedua anak tersebut menjilat Oreo, dan bertanya apakah handphone dapat dijilat. Dengan sangat terpaksa, sang ayah menjilat handphonenya. Ketiga sang anak mencelupkan Oreo ke dalam segelas susu putih dan bertanya kepada ayahnya lagi, apakah handphone bisa seperti itu juga. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini handphone tidak bisa mengikuti cara asik makan Oreo yang dilakukan sang anak. Setelah itu, mencairlah keakraban antara ayah dan anak yang sebelumnya tidak tampak. Hal ini mencerminkan bahwa Oreo adalah produk yang di tujukan untuk anak-anak dan keluarga.
Dari
lima video diatas dapat terlihat iklan Oreo yang ditayangkan ke public
sangatlah konsisten menanamkan positioning di benak konsumen.
Pertama
dengan menanamkan cara mengkonsumsi Oreo yaitu “cara asik makan Oreo” dengan
diputar, dijilat dan dicelupkan kedalam segelas susu putih.
Kedua
dengan menanamkan citra bahwa Oreo menciptakan keakraban di tengah-tengah
keluarga dan kerabat dekat.
Ketiga
adalah dengan menggunakan talent anak kecil yang lucu dan polos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar